(1967) Operation Focus yang Gemilang

Taktik Perang Modern paling Jitu yang Masih dipakai Sampai Kini

dog fight kekunoan.com

Perang Enam Hari Arab-Israel 1967 adalah kali pertama pre-emptive air strike atau serangan udara awal guna melumpuhkan kekuatan musuh dilaksanakan.

Dominasi udara adalah taktik perang modern paling jitu yang masih dipakai sampai kini.

Pasukan koalisi AS terus menerus menghantam Irak pada hari-hari awal perang Teluk tahun 1990.

Tentara AS yang memerangi Taliban dan ISIS pun mengedepankan serangan udara untuk mencapai kemenangan dan meminimalkan jumlah korban.

Taktik jitu ini pertama kali diterapkan Israel pada Perang Arab 1967 melawan gabungan negara-negara tetangganya yang kekuatannya jauh lebih superior. Hasil akhir perang ini merupakan kemenangan gilang gemilang untuk Israel.

Sejak akhir perang hingga saat ini, wilayah Israel menjadi berkali lipat luasnya.

Gaza dan Sinai lepas dari Mesir. Wilayah itu kini menjadi pelindung utama Israel di wilayah barat. Israel merampas dataran tinggi Golan yang sangat strategis baik dari segi militer maupun ekonomi dari Syria.

Israel juga mendapatkan kota tua Yerusalem yang dikunjungi ribuan turis pertahunnya dari Yordania.

Sungguh kemenangan yang sangat tidak ternilai berharganya dan sangat menentukan bagi nasib dan masa depan negara Israel.

peta hasil perang 6 Hari Arab-Israel 1967
Peta wilayah Israel sebelum dan sesudah perang Enam Hari 1967

Perang dimulai tahun 1967 saat Israel dalam keadaan terjepit dan hanya memiliki 240 pesawat tempur. 200 diantaranya adalah pesawat tempur, sedangkan sisanya adalah pesawat pembom. Di pihak lawan, koalisi Arab memiliki 500 pesawat tempur dan 80 pembom. Itu belum ditambah dengan Mesir sendiri, sebagai kekuatan raksasa jazirah Arab saat itu, memiliki 242 pesawat tempur modern buatan Sovyet MiG.

Perimbangannya hampir 1 banding 4, sangat timpang.

Itulah yang mendasari Israel memilih sebuah taktik revolusioner sekaligus berbahaya dengan melancarkan sebuah serangan total habis-habisan pada angkatan udara Mesir menggunakan semua sumber daya yang dimilikinya. Ibaratnya Israel sedang menggulirkan dadu di meja judi, menang dan berjaya atau tumpas sekalian.

Serangan yang dinamai Operasi Focus ini terdiri dari 3 gelombang.

Gelombang pertama, serangan pesawat Israel mengudara dari jam 7.10 hingga 7.46 pagi dan sampai di wilayah udara Mesir sekitar pukul 8.15 saat para pilot Mesir sedang makan pagi. Sebagian besar pesawat melitas di atas Mediterania dan mengarah ke teritori Mesir, sisanya terbang rendah sepanjang Laut Merah untuk menghantam basis-basis militer jauh di dalam wilayah Mesir.

AU Israel menargetkan 11 lapangan udara Mesir. Pangkalan yang terjauh diserang dengan pesawat yang tercepat.

Radar militer Mesir tidak dapat mendeteksi kedatangan pesawat penyerang karena terbang sangat rendah. Radar Yordania di Ajlun menangkap kemunculan pesawat Israel tersebut dan bahkan berhasil mengidentifikasinya, lalu mengirimkan kode ‘inab’ (anggur) yang artinya serangan. Pesan ini diteruskan pada militer Mesir, yang sayangnya menggunakan frekuensi gelombang radio yang berbeda sehingga tidak dapat menangkap pesannya.

Kepala Staff Mesir dan Komandan Perang Hakim Amer saat itu tengah mengudara menggunakan pesawat angkut IL-14. Dia memerintahkan pertahanan darat untuk mematikan peluru tembakan anti udara agar perjalanannya aman.

Pesawatnya mendarat saat serangan dan dikenali oleh pilot Israel Avihu Bin Nun, yang mengabaikannya dan malah berkosentrasi pada Mig-21s

Selama serangan gelombang pertama Operasi Focus yang mengerahkan 183 pesawat tempur, Israel berhasil menghancurkan 11 lapangan udara di Sinai dan Mesir dengan sekitar 197-204 pesawat Mesir turut menjadi korban dan juga roket pertahanan Mesir dan memutus komunikasi antara Sinai dengan pusat komando Mesir.

Foto pesawat Mesir yang hancur di landasan akibat serangan Israel

Perang udara ini juga menghasilkan beberapa dog fight atau duel udara dan sejumlah kisah heroik bagi kedua belah pihak.

Gelombang kedua menghancurkan 107 pesawat Mesir dan 16 lapangan udara. Serangan dimulai pukul 9.34 dan berakhir pukul 10.34 dan selanjutnya para pilot Israel bergerak kembali ke pangkalannya. Total ada 164 pemberangkatan pesawat Israel dalam serangan ini.

Pada saat itu, elemen kejut yang merupakan elemen penting dalam suatu taktik perang telah berakhir, artinya Mesir telah mengetahui apa yang menimpa mereka. Pun demikian, pemerintah dan penduduk di ibu kota Kairo justru merayakan kemenangan karena tidak menyadari bencana apa yang sesungguhnya menimpa mereka.

Secara keseluruhan, lebih dari 310 pesawat Mesir hancur dalam dua gelombang serangan yang Cuma berlangsung 3 jam. Dari jumlah yang hancur itu, 286 diantaranya adalah pesawat tempur dan pembom. Lebih dari 30 pesawat tempur lain dari berbagai jenis (helikopter dan pesawat angkut) juga luluh lantak.

Serangan gelombang ke tiga diarahkan pada Syria, Yordania, dan Irak yang saat itu telah melancarkan serangan ke Israel pada tengah hari. Tidak seperti dua serangan sebelumnya, target serangan tidak terlalu jelas ditentukan. Dimulai jam 12.45, sekitar 100 pesawat terlibat. Sebanyak 51 penerbangan diluncurkan untuk menargetkan Yordania, dan berhasil menyelesaikan misinya melumpuhkan seluruh AU Yordania.

Sebanyak 82 penerbangan atau sortie diperlukan untuk menghantam Siria dan sukses menghancurkan separuh pesawat tempur Syria (50-60 pesawat), sisanya masih berhasil diselamatkan ke pangkalan yang terlindungi jauh dari medan perang. Pada malam hari seusai perang hari pertama, IAF menyerang pangkalan udara Ras Banas di selatan Mesir.

Hingga akhir perang, Israel kehilangan 10% pesawat namun berhasil menghancurkan 70% pesawat musuh, sebagian besarnya terjadi pada 6 jam pertama perang.

Hari-hari berikutnya, Israel masih berhasil menyergap pesawat Irak, Mesir dan Syria lagi, meskipun dalam jumlah kecil.

Pukul 10.30 pagi sesaat setelah serangan gelombang kedua, Moti Hold memberitahu Yitzhak rabin yang kelak menjadi Kepala Staff Angkatan Bersenjata bahwa Angkatan Udara Mesir telah musnah dari muka bumi.

Efektifitas taktik Israel dapat tergambar dari pengalaman yang diutarakan seorang pilot Mesir bernama Hashim Mustafa Hassan yang saat itu berada di pangkalan udara Bir Thamada.

“Sesaat setelah serangan pertama berakhir, 30 detik kemudian gelombang ke dua pesawat Israel datang. Kami segera berlari menjauh dari pangkalan menuju gurun untuk berlindung. Pesawat-pesawat itu hanya berputar-putar di atas pangkalan karena kaget pada kesuksesan hasil serangan sebelumnya, Pangkalan telah hancur lebur sehingga mereka kesulitan menemukan target. Mereka hanya melihat kami, para pilot berlarian di gurun bersenjatakan pistol untuk membela diri. Karena kami hanya target lemah, mereka tidak menembaki kami. 5 menit kemudian mereka kembali ke Israel.”

“Kami hanya berdiri, mematung, tidak tahu harus berbuat apa. Hanya terdengar suara angin gurun dan bunyi gemeretak api yang meluluh lantakan pangkalan udara kami.”

“Sungguh tontonan komedi yang menyedihkan karena kami hancur 100% sedangkan Israel hanya kehilangan 0%….”

Tentara Israel merayakan Kemenangan Perang Enam Hari 1967
Tentara Israel merayakan kemenangan dalam Perang Enam Hari 1967

Perang belum berakhir hingga hari ke enam dengan diwarnai baku hantam yang melibatkan infantri dan tank, namun hasil akhirnya telah bisa ditentukan berkat kegemilangan Operation Focus.

(Ilustrasi artikel adalah pesawat Delta Israel menghantam Mig-21s Mesir dalam suatu duel udara-dog fight)

 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

One Comment

Loading…

0
mayor cirebon

(1919) Pemakaman Mayor Cina Cirebon yang Megah

tertembaknya jendral kohler

(1873-1914) Perang Aceh