Sejarah Majapahit: Kekuatan Militer Majapahit Tergambar dari Keseganan Lawan

Orang Melayu bersenjatakan Cetbang Majapahit kekunoan.com

Majapahit menjadi salah satu yang terbesar di wilayah Nusantara

Kerajaan ini didirikan pada abad ke-12 oleh Raden Wijaya di Jawa Timur. Puncak kejayaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, yang berlangsung dari tahun 1350 hingga 1389.

Pada masa keemasannya, wilayah kekuasaan Majapahit mencakup Semenanjung Melayu dan Tumasik (Singapura).

Pada awalnya, wilayah Majapahit hanya sebuah desa kecil bernama Tarik, yang kini menjadi bagian kawasan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dimulai dari hanya menguasai wilayah bekas Kerajaan Singhasari, berkat kemampuan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, kerajaan Majapahit meluas pengaruhnya dan bahkan sampai ke negeri-negeri seberang, dari Semenanjung Malaya, Tumasik, hingga sebagian Thailand dan Filipina.

Majapahit bahkan disebut sebagai Talasokrasi atau Kemaharajaan Bahari karena angkatan lautnya yang begitu kuat.

 

Baca juga: Majapahit – Wilwatikta, salah satu kerajaan terbesar nusantara

 

Selain kekuatan militer, Majapahit juga terkenal dalam penataan birokrasi pemerintahan, sistem hukum, dan nilai-nilai tradisi besar.

Dalam Negarakertagama, disebutkan ada tidak kurang dari 98 kerajaan yang bernaung di bawah kuasa Majapahit pada era pemerintahan Hayam Wuruk bersama Gajah Mada. Majapahit juga menjalin hubungan intensif dengan Kekaisaran Cina, meskipun Mpu Prapanca dalam Nagarakrtagama tidak menyebutkan Cina sebagai salah satu Mitra Satata (negara sahabat) Majapahit. Meski begitu, tidak bisa dibantah banyak peninggalan yang menunjukkan pengaruh budaya Cina di situs Trowulan, bekas ibu kota Majapahit.

Majapahit memperluas pengaruh kekuasaannya dengan cara yang agresif dan terutama melalui kekuatan militer. Serangan militer dilakukan untuk mengukuhkan kedaulatan, melindungi rakyat setempat, dan mendapatkan pengakuan dari kekuatan politik pesaingnya.

Kekuatan militer Majapahit tergambar dari cara pandang orang Cina masa lalu terhadap Jawa (Majapahit).

Jawa (Majapahit) dianggap sebagai negeri pemilik prajurit terbaik yang patut disegani.

Dalam Kitab Pararaton, tercatat Majapahit mengirimkan armadanya bersama bala tentara untuk menaklukkan Dompo (Padompo) di Pulau Sumbawa pada tahun 1357 M (1279 Saka).

Babad Arya Kutawaringin (Bali) mencatat tentang serangan bala tentara Majapahit yang kuat yang dipimpin oleh Patih Gajah Mada untuk menaklukkan Pasung Grigis di Bali. Serangan ini dilakukan dari pantai utara, selatan, dan timur pulau Bali, menunjukkan kekuatan militer Majapahit yang besar.

 

Baca juga: Pu Wahana, patih kedua Majapahit yang tidak setenar Gajah Mada

 

Sejumlah berita Cina dari Dinasti Ming juga menunjukkan bahwa kekuatan militer Majapahit sangat dihormati.

Pada paruh kedua abad ke-14, Majapahit menyerang Suwarnabhumi karena Raja Suwarnabhumi mengirimkan utusan ke Cina tanpa sepengetahuan Raja Majapahit. Putra mahkota Suwarnabhumi tidak berani mengumumkan dirinya sebagai raja baru setelah penyerangan pada tahun 1377. Dia kemudian mengirim utusan ke Cina untuk meminta bantuan dan persetujuan dari Kaisar Cina, namun kapal utusan Cina dihancurkan oleh armada Majapahit saat menuju Suwarnabhumi.

Meskipun utusannya dibunuh oleh tentara Majapahit, Kaisar Cina tidak melancarkan balasan, tetapi baru pada awal abad ke-15, saat kekuatan Majapahit mulai menurun, armada Cina dipimpin oleh Laksamana Cheng-ho menyambangi Jawa (Majapahit).

Selain itu, salah satu senjata yang terkenal digunakan oleh tentara Majapahit adalah Cetbang, yang awalnya dikenal sebagai Warastra.

cetbang majapahit kekunoan.com

Cetbang pertama kali dibuat dari perunggu dan kemudian mulai diproduksi dengan menggunakan besi pada awal abad ke-16. Cetbang berukuran 1 hingga 3 meter dan digunakan oleh kapal perang (jong) Majapahit.

Teknologi bubuk mesiu ini diperkirakan dikenal oleh pasukan Raden Wijaya, pendiri Majapahit, selama invasi tentara Kubilai Khan dari Tiongkok pada tahun 1293.

Majapahit kemudian mengembangkan keahlian dan teknologi untuk menempa perunggu dan produksi massal Cetbang melalui industri rumahan yang digabungkan ke gudang senjata utama.

Stamford Raffles menulis dalam The History of Java bahwa meriam (cetbang?) telah banyak digunakan di Jawa, sejak era Majapahit. Senjata ini cukup ampuh dan efisien pada masa itu sampai-sampai kemudian membuat kerajaan-kerajaan kecil di Jawa pun berbondong meminta perlindungan kepada Majapahit.

Lela_naga kekunoan.com

Dugaan asal mula cetbang/ meriam masih samar.

Bubuk mesiu jelas berasal dari Tiongkok yang menyebar ke Asia Tenggara melalui Vietnam. Sejumlah ahli mengatakan bahwa Tentara Tartar yang dikalahkan Raden Wijaya tidak sempat mengangkut pulang seluruh meriamnya saat melarikan diri dari Jawa. Majapahit lantas mempelajari teknologinya dan memproduksinya sendiri.

Konon selanjutnya para pandai besi Majapahitlah yang turut berperan menyebarkan cetbang ke sekitaran Asia Tenggara.

Yang jelas, terdapat catatan sejarah tahun 1511 dari sumber Portugis yang menceritakan tentang meriam sitaan Portugis setelah menaklukan Malaka sebagai berikut:

“Kami mendapatkan barang rampasan meriam sebanyak 3000 buah, 2000 dintaranya terbuat dari kuningan, sedang sisanya berbahan besi. Terdapat sebuah meriam yang sangat besar milik raja Melayu yang mendapatkannya sebagai hadiah dari raja Kalkuta, India.

Seluruh artileri beserta perlengkapannya dibuat dengan sangat bagus oleh tenaga yang sangat ahli,bahkan lebih bagus dari buatan Portugis sekalipun.”

 

 

Ilustrasi sampul: karya Mungkao menggambarkan orang Melayu abad 15 telah menggunakan cetbang Majapahit sebagai senjata andalan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Loading…

0
pamor udan mas

Pamor Udan Mas untuk Rezeki Berlimpah

Logo Identitas Visual IKN Ibu Kota Nusantara Pohon Hayat Kekunoan.com

Menghayati Pohon Hayat Sebagai Logo IKN Ibu Kota Negara