Sektor pariwisata di jaman milenial makin terang menunjukkan keunggulannya, terlebih dengan varian tambahan berlabel Sport Tourism, belakangan ia berubah menjadi jauuuuh makin seksi. Ya, wisata yang dikawinkan dengan olahraga ternyata merupakan langkah reshapping yang brilian.
Sport jika berdiri sendiri akan menjadi kegiatan olahraga yang hanya memberi hasil pada saat diselenggarakan. Sesudah acaranya lewat, lewat pula segala sesuatunya. Tourisms memerlukan waktu dan momentum untuk menjadi populer. Mengawinkan sport dengan tourism akan memberi nilai jual lebih yang berlipat-lipat. Bayangkan bila sektor-sektor lain dipadu padankan juga; kesehatan yang ternyata bisa digabungkan dengan wisata, marine dengan tourism, nature dengan tourism, dan history dengan tourism, dll maka lahirlah peluang-peluang baru yang potensial.
Sederhananya, wisata olahraga atau yang populer disebut Sport Tourism bisa didefinisikan sebagai sebuah aktifitas mengunjungi suatu lokasi yang menjadi penyelenggaraan suatu event olah raga untuk menjadi penontonnya. Namun dalam hal ini, definisi yang lebih ditekankan adalah wisatawan yang datang ke lokasi terlibat langsung menjadi peserta dari penyelenggaraan event olah raga tersebut. Salah satu yang marak belakangan adalah even Trail Running yang lebih kurang bermakna lari lintas alam.
APA SIH TRAIL RUN ITU?
Event lari ada yang on road dan trail run. Perbedaan pokok keduanya adalah pada lintasan yang dilalui. Road run dilaksanakan di jalan beraspal padat dan cenderung datar sedangkan trail run di alam bebas.
Beberapa orang suka lari on-road karena kondisi trek-nya yang stabil. Yang lainnya lagi memilih trail run untuk menikmati udara pegunungan yang segar dan pemandangan yang bagus. Masing-masing ada kurang lebihnya.
Baca infografis tentang Trail Running untuk pemula di tautan ini.
Trail Run mulai happening di Indonesia sekira 4-5 tahun yang lalu. Olah raga ini bisa dibilang semacam pengembangan dari ultra light backpacking yang walaupun cukup populer di luar negri, namun kurang gempita di tanah air. Ultra light backpacking adalah aktifitas mendaki gunung dengan membawa beban di pundak yang seringan mungkin. Trail run menggabungkan running dan hiking karena pegiatnya berlari di daerah pegunungan dengan turunan dan tanjakan yang ekstrim, dengan kondisi trek yang bervariasi antara tanah, kerikil, batu, padang savana, lumpur, dll. Peralatan yang dibawa tentu jauh lebih ringan daripada ultra light backpacking.
Mirip naik gunung, istilah yang dipakai oleh para penggiatnya yaitu ‘tik tok’ karena tidak sampai bermalam di gunung.
Peralatan dasar yang dibutuhkan dalam olah raga ini antara lain:
Sepatu khusus trail run yang biasanya berciri khas ringan, kuat, memiliki sol bergerigi menonjol.
Celana dan baju lari yang bersifat dry-fit bukan dari bahan kain wol, yang membuat keringat cepat mengering sehingga terhindar dari masuk angin.
Tas punggung khusus yang dipergunakan untuk membawa bekal air, obat-obatan, jaket, dll yang tidak mengganggu saat berlari karena dirancang nyaman dan lengket di badan.
Water Blader atau kantong air yang dimasukkan dalam tas. Berbeda dari road run, trail run yang lazim dilaksanakan di daerah terpencil mengharuskan kita membekali diri dengan berbagai kebutuhan dasar dan survival yang sangat vital.
Tracking pole: tongkat lari yang bisa dilipat dan diikatkan pada tas punggung bila sedang tidak diperlukan. Alat ini sangat berguna menyokong otot kaki menerabas tanjakan atau bisa juga untuk mengusir binatang kecil.
Berikutnya adalah First Aid Kit atau obat-obatan pribadi macam salep, plester penutup luka, minyak tawon, Betadine, dll. Bawa serta survival blanket yang mirip kertas aluminium yang berfungsi menghangatkan badan agar terhindar dari hipotermia. Peluit juga disarankan dibawa untuk memberikan sinyal permintaan tolong darurat.
Energi bar; makanan energi praktis sebagai bahan bakar tubuh dan meningkatkan performa.
Beruntung negara kita memiliki segala yang diperlukan untuk mengembangkan jenis olahraga ini sehingga even-even trail run pun tumbuh subur belakangan. Alam pegunungan yang asri berbaris berjejer ibarat lukisan yang dibentangkan pada daun jendela. Cukup melempar langkah lalui kebun belakang rumah sudah ada. Bayangkan susahnya penduduk Singapura sampai harus pergi ke luar negri untuk sekedar menikmati wisata mendaki gunung.
Salah satu even Trail run yang tak kalah seru, Siksorogo Lawu Ultra 2019 yang akan diselenggarakan pada 8 Desember 2019 di Sekipan-Tawangmangu Jawa Tengah. Pendaftaran peserta akan ditutup pada 27 September, jadi masih ada waktu buat kamu yang pingin menjajal.
Menurut pak Hendra Wijaya (foto terpampang di poster BTS Ultra di bawah) yang dedengkot trail run tanah air, saat beliau mulai menekuni olah raga ini sekira 4-5 tahun lalu, belum banyak atau bahkan belum ada even trail run di dalam negri. Beliau harus ke luar negri bila ingin ikut lomba. Kini hampir setiap bulan terdapat kompetisi trail run hampir di pelosok Indonesia, beberapa diantaranya bahkan sudah mentereng dan diikuti puluhan peserta dari manca negara.
Kompetisi/ lomba tersebut adalah :
- Mantra Summit Challenge yang diadakan di gunung Arjuno-Welirang
- Bandung Ultra
- Siksorogo Lawu Ultra di perbatasan Jatim-Jateng
- Goat Run Trail Running Serries di gunung Guntur, Salak, lawu, Slamet, dll.
- Galesong Trail Run di daerah Sulawesi Selatan
- Labuan Bajo Adventure Run
- Ijen Trail Run
- Sibayak Altitude Run
- Rinjani Ultra
- Mesastila
- Coast to Coast di Yogyakarta, dan masih banyak lagi.
Yakin gak mau jadi turis olahraga? 😀
GIPHY App Key not set. Please check settings