TerinspirasiTerinspirasi

Makanan dan Minuman yang Terpahat dalam Prasasti Abad 9-10 Masehi

foto: kuliner.panduanwisata.id

Sebidang tanah ditetapkan menjadi sima melalui upacara manusul sima. Selanjutnya tanah itu dibebaskan dari pajak ataupun penggunannya semula, dengan maksud agar tanah tersebut baik penghasilannya maupun pemakaiannya diperuntukkan bagi kelangsungan suatu usaha suci dari sebuah bangunan (biasanya candi).  Desa demikian menjadi desa perdikan, demikian perbedaan kedudukan tanah biasa dan tanah sima yang melibatkan penduduk yang berada di lingkungan Kama tersebut.

Upacara penetapan tanah sima adalah salah satu peristiwa yang sering tercatat dalam prasasti dari masa kerajaan Hindu nusantara.

Informasi yang terpahat pada prasasti biasanya mencakup kapan waktu penetapan tanah sima dilaksanakan oleh pejabat terkait, sampai sejauh mana batas-batas wilayah tanah sima membentang, bagaimana jalannya upacara penetapan, apa dan bagaimana prosesi upacara dilakukan, siapa saja saksi yang hadir, dan yang tak kalah menarik untuk dicermati adalah informasi tentang sajian apa yang dihidangkan dalam upacara penting tersebut.

Berikut ini beberapa catatan tentang kuliner yang disajikan masyarakat Jawa kuno sebagaimana ditemui dari beberapa prasasti yang telah berhasil dibaca:

Prasasti Taji 910 M, hidangan yang tersedia untuk para hadirin sebanyak 57 karung beras, 6 ekor kerbau, 100 ayam. Hidangan lainnya yaitu aneka makanan yang disinkan, daging asin yang dikeringkan, ikan kaḍiwas, ikan gurame, biluŋluŋ, telur dan rumahan. Sedangkan minumannya disuguhkan bermacam macam tuak yang terbuat dari jnu, bunga campaga, bunga pandan dan bunga karamān.

Prasasti Pangumulan 902M, hidangan yang disediakan saat upacara penetapan sima di desa Paṅgumulan antara lain nasi mantiman, makanan yang diasingkan (bertumpuk-tumpuk), ikan kakap, ikan kadawas yang dikeringkan, rumahan, layar-layar, udang hala hala dan telur. Sedangkan bahan yang dijadikan sayur yaitu 2 ekor kerbau dan seekor kambing. Ada juga amwil lamwil, kasyan, kwĕlan yang dipiṅkā, dan sayuran yang berupa rumwarumwah, sayuran lalap matang, ḍuḍutan, tetis. Minuman yang disediakan yaitu minuman keras seperti tuak, siddhu, jātirasa dan air kelapa.

Prasasti Watukura I 902 M, hadirin yang hadir di upacara penetapan sima di desa Watukura di hidangkan berbagai makanan seperti ambil ambil, kasyan, let let, tahulan, ikan wagalan, haryyas, sayuran lalap matang, sunda, rumbah, haraŋ haraŋ, ikan kakap kering, ikan kadiwas, tenggiri, cumi cumi, udang dan biluŋluŋ. Minuman yang dihidangkan yaitu pāṇa, siddhu, mastawa, kiñca, kilaŋ, dan tuak.

Prasasti Mantyasih I 907 M, hidangan yang disediakan antara lain yaitu masakan dari daging kerbau, babi, kijang dan kambing. Ada juga makanan enak lainnya seperti haraŋ haraŋ, daging asin, daging hañaŋ, daging taruŋ, udang, hala hala dan telur.

Prasasti Mantyasih III, yaitu hidangan berupa masakan dari daging kerbau,babi, kijang dan kambing serta bermacam macam haraŋ haraŋ.

Prasasti Rukam 907 M, makanan yang dihidangkan pada upacara penetapan sima di desa Rukam antara lain nasi paripūrṇna timan, haraŋ haraŋ, ikan kakap kering, ikan kadiwas, ikan ḍuri, daging hañaŋ yang dikeringkan, ikan gurame, rumahan, layar layar, hala hala, udang, dlag yang diggoreng dengan telur, dan kepiting. Selain makanan tersebut, ada juga sayuran yang dibuat menggunakan daging kerbau, sapi dan babi. Makanan makanan tersebut memiliki cita rasa yang sangat sedap, selain sayur daging ada lagi sayur lainnya seperti amwil amwil, atah atah, kasya kasyan, saṅasaṅān, ḍalamman, hinaryyasan, rumwarumwah, sayuran lalap matang, ḍuḍutan dan tetis. Sedangkan minumannya tersedia tuak, siddhū, ciñca.

Prasasti Lintakan 919 M, hidangan yang di berikan tidak tertulis, namun minuman yang disajikan antara lain tuak, siddhu, dan ciñca.

Prasasti Saŋguran 928 M, hidangan yang disajikan berupa nasi ḍaṇḍanani hiniru, ambil ambil, kasyan, lit lit, masakan ranak, sangasangān, āryya, rumbarumbah, sayuran lalap matang, tetis, daging asin, bilunglung, ikan kaḍiwas, udang, ikan gurame, layalayar, halahala dan telur yang dikeringkan. Selain makanan tersebut ada juga atatmipihan serta sayur yang tidak diketahui bahannya. Minumannya disediakan siddhu, ciñca, kila. Selain makanan utama, hadirin juga diberikan makanan penutup seperti tambul dan dodol.

Prasasti Guluŋ guluŋ 929 M, hidangan yang diketahui yaitu berupa nasi paripurṇna.

Prasasti Jeru Jeru 930 M,  hidangan yang disajikan pada upacara sima di desa Jeru Jeru diletakkan di atas daun kawung (daun pohon enau) berupa nasi paripūrṇna, sangkab, wulu, kaṇḍari, ikan kaḍiwas, daging asin, slar, capacapa, rumahan, udang, bilulung, halahala, telur yang dikeringkan dan wuluninggangan, masakan kasyan dengan rasa manis, tĕwangān, ranak, alap alap, sayuran lalap matang, tetis dan tambul. Minuman yang disediakan belum diketahui.

Prasasti alasantan 939 M, hidangan yang disajikan antara lain berupa dandanan hinirusan, ambil ambil, lit lit, ranak, sangasangān, haryyas, rumbarumbah, sayuran lalap matang, tetis, daging hañaṅ, daging asin, ikan kakap, udang, bijañjan, ikan kadiwas, ikan gurame, layar layar, hala hala, telur yang dikeringkan, sunda, atak pīhan, daging kerbau, ikan praṅ paṅ paṅ, daging kijang, babi dan angsa. Minuman yang di sajikan yaitu siddhu, tuak dan kilaṅ serta hidangan penutup yaitu tambul yang diañjap, kura, wuku, rih, hasam dan dodol.

Prasasti Paradah 943 M, hidangan yang disajikan pada upacara penetapan sima di desa Paradah berupa nasi dākdannan linirusan, ambil ambil, kasyan, lidlid, waragalan, rumbarumbah, sayuran lalap matang, tetis, daging hañaŋ, daging asin, ikan kakap, rumahan, ikan kadiwas, ikan gurame, udang, kepiting, bilulung, layarlayar, halahala, telur yang dikeringkan, suṇḍa, atak pīhan, tahulan, sīnangannan, haryya, sayur, bermacam macam ikan dan daging kijang. Sedangkan minuman yang disediakan yaitu siddhu, tuak dan ciñca. Dan juga hidangan penutup yaitu tambul yang diañjap, kura, wuku, rima, asam dan dodol, serta memakan rujak setelah memakai bunga dan jnu.

Keterangan :

Makanan :

Haryyas/hinaryyasan/āryya : sayur dari batang pisang

Atah atah/ḍuḍutan: lalap mentah

Kuluban/kulub: lalap matang

Tetis : makanan yang diremas

Rumwarumwah/rumbarumbah: lalapan

Atak pīhan: sejenis kacang-kacangan

Wuku: sejenis biji-bijian

Suṇḍa: akar-akaran/umbi-umbian

Skul/sgu: nasi

Kura/capacapa: kura kura

Hnus: cumi

Huraṅ: udang

Gtam: kepiting

Dlag : ikan gabus

Kawan: ikan gurame

Taṅiri: ikan tenggiri

Tahulan : tulang atau duri ikan

Biluŋluŋ/ bijañjan,halahala,duri,kaḍawas,kaḍiwas,kaṇḍari,layarlayar,prah,rumahan,slar,wagalan: sejenis ikan

Hangsa: angsa

Hayam: ayam

Hantiga/hantrīni/hantlu: telur

Celeṅ/wök: babi

Hadahan/kbo: kerbau

Kidaŋ/knas: kijang

Wḍus: kambing

 

Minuman keras:

Jātirasa, madya, mastawa, pāṇa, siddhu dan tuak/twak

Tuak: hasil sulingan dari semacam gula, selain berasal dari aren/kelapa juga dibuat dari:

Jnu, pandan (puḍak), bunga/skar campaga dan bunga/skar karamān.

 

Minuman lainnya:

Ciñca/kiñca: air asam jawa

Dūh ni nyūn: air kelapa

Kila/kilaṅ: hasil fermentasi gula tebu

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

2 Comments

Loading…

0

Danurejo IV, Kere Munggah Bale yang Tidak Tahu Balas Budi

perahu penyeberangan di kampung melayu kekunoan.com

Asal Mula Kampung Melayu di Batavia