Raden Toemenggoeng Soemo Dirdjo (Bupati Sidoarjo ketiga dan Tulungagung kesembilan)

Bupati ngrowo dan Sidoarjo Raden Toemenggoeng Soemo Dirdjo kekunoan.com

Nama kecil Bupati Ngrowo (Tulungagung, Karesidenan Kediri) adalah Mas Ngabehi Soemo Dirdjo.

Putra Mas Soemo Widikdjo, Utusan Belanda yang Tewas Secara Keji dalam Perang Aceh

Beliau putra Mas Soemo Widikdjo, prajurit senior tangguh, kurir dan negosiator ulung berprestasi pada ekspedisi kampanye di Bali dan dianugerahi Medali Perunggu 15 Februari 1850.
Tahun 1860 turut ekspedisi ke Bone. Bawahan Jendral J. van Swieten ini ikut ekspedisi kedua sang komandan ke Aceh.

Mas Soemo Widikdjo wafat dibunuh secara keji saat Natal 1873 di Kampung Batok, Longbattah, sekitar markas pertahanan Panglima Polim, saat dilucuti ketika mengantar ulang surat perdamaian komandannya kepada Sultan Aladin Machmoed Shah di istana Besar Aceh dalam Perang Aceh. (Nederlands heldenfeiten in Oost-Indië, 1876).

Mas Ngabehi Soemo Dirdjo mempunyai rekam jejak sebagai hoofd-djaksa di Kediri sejak 26 April 1854 (RA 1869). Setelah 15 tahun bertugas, pada 22 Agustus 1869 diangkat menjadi Patih di Regentschap/Kabupaten Blitar.

Berdasarkan Besluit 4 Oktober 1871, No. 36, beliau dianugerahi Zilveren Medaille (Medali Perak) sebagai tanda pengakuan atas pelayanan yang panjang dan setia pada negara. (De Locomotief, 23 Juni 1874).

Saat Gunung Kelud (Kamput) meletus Januari-Februari 1875, beliau bahu membahu dengan warga Blitar menolong korban dan menanggulangi banjir lumpur yang terjadi. Atas kerja keras dan pelayanan prima ini, beliau dianugerahi Gouden Medaille (Medali Emas) oleh pemerintah Hindia Belanda. (De Locomotief, 29 Mei 1875).

Pada 3 Juli 1877 beliau diangkat menjadi Regent atau Bupati Regenschap Ngrowo (Tulungagung) Karesidenan Kediri (RA 1878). Beliau menyandang gelar baru sebagai Raden Toemenggoeng Soemo Dirdjo. Potretnya dengan kedua medali kebanggaan sebagai Regent Ngrowo (RV-A84-24).

Pada awal April 1882, beliau mendapat mandat untuk menggantikan RAA Tjokro Negoro yang mengundurkan diri sebagai Regent Sidoarjo pada awal Maret 1882. (Java bode, 12 April 1882).

Malangnya, beliau menjabat sebagai Bupati Sidoarjo ketiga berdurasi hanya hitungan bulan saja. Beliau wafat pukul 4 sore tanggal 29 Mei 1882 karena sakit lama (Soerabaijasch Handelsblad, 30 Mei 1882).

 

Ditulis oleh: Tjahjana Indra Kusuma

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

One Comment

Loading…

0
Ilustrasi Semeru meletus artificial intelligence kekunoan.com

Semeru Mengusir Orang Belanda yang Telah Tinggal di Malang Ratusan Tahun

keris brojol

Filosofi Keris Brojol, Kegunaan dan Cirinya